Ultrasonic flow meter portable untuk mengecek sistem pendingin mesin biasanya menggunakan sitem pendinginan udara dan air. Untuk kapasitas pendinginan yang besar, biasanya memakai air dengan dengan menggunakan cooling tower. Yang perlu didinginkan biasanya oli mesin pada genset, oli hidrolik pada mesin hydraulic press, mesin chiller guna mendinginkan freon dalam proses perubahan bentuk gas ke cair, Molding pada mesin plastic injection dan lainnya.
Sistem pendinginan ini dianggap berhasil jika temperature yang dituju pada mesin bisa ssuai dengan standart yang ditentukan. Banyak pemahaman yang keliru ketika sistem pendinginan hanya mengacu pada pressure saja. Padahal agar tujuan pendinginan tercapai ada parameter yang penting yaitu temperature hasil cooling tower dan debit air dari coolong tower.
Apabila temperature hasil proses di cooling tower tidak sesuai dengan yang disyaratka, bis adipastikan sitem pendinginan ke mesin akan gagal. Begitu juga besarnya angka debit air dalam sistem pendinginan memegang peran sangat pentin. Karena luasan area atau volume media pendingin, bisa tercapai temperaturenya jika debit air pendingin memenuhi besaran angka yang disyaratkan.
Baca Juga: Apakah Mudah Mengukur Aliran dan Volume Gas Alam?
Alat untuk mengukur dan menghitung besaran debit air serta volume yang dihasilkan sitem pendingin bis amenggunakan alat ukur debit air atau flow meter. Dari flow meter, akan terbaca besaran dari kecepatan aliran, flow rate dan total volume air yang mengalir dalam waktu tertentu.
Cara kerja flow meter merupakan suatu proses untuk mengukur suatu volume atau jumlah aliran aliran fluida seperti air, gas, atau uap. Flow Meter sendiri mencakup dua perangkat utama, yaitu transmitter (Pemancar) dan transducer (Konverter). Kedua perangkat memiliki peran yang relevan, tetapi kedua komponen biasanya saling berhubungan transducer memiliki peran untuk merasakan aliran fluida (sensing flow) yang melewati perangkat utama dan transmitter berperan sebagai penerima sinyal dari transducer sehingga dapat dapat di terjemahkan.
Jenis Flow meter yang banyak di gunakan di industri guna melakukan pengukuran aliran adalah Ultrasonic flow meter, Electromagnetic flow meter, Coriolis mass flow meter, Orifice Flow Meter, Positive displacement flow meter, Vortex flow meter, Variable area flow meter, turbine flow meter, paddle wheel flow meter, thermal mass flow meter. Jenis Flow meter tersebut mempunyai cara kerja berdasarkan teori matematika atau fisika dengan rumusan-rumusan tertentu. Menggunakan variabel2 yang didapatkan berdasarkan sensor atau lainnya dengan mengacu pada hukum dari teori2 yang ditemukan ahlinya.
Cara kerja flowmeter lebih banyak didasarkan pada jenis flow meter, untuk magnetic flow meter cara kerjanya menggunakan hukum faraday. Dimana magnetic flow meter hanya bisa di operasikan pada cairan yang mempunyai konduktivitas tertentu. Begitu juga untuk coriolis mass flow meter, berdasarkan perhitungan coriolis. Sedangkan untuk cara kerja ultrasonic flow meter, mengandalkan kecepatan suara pada tingkatan ultra atau disebut dengan ultrasound yang mampu menghitung velocity dari aliran fluida.
Flow meter mempunyai banyak sekali jenis, ukuran dan model, karena itu jenis flowmeter yang akan kita gunakan harus benar-benar disesuaikan denan kebutuhan aplikasi di lapangan. Karena jika pemilihan jenis flow meter kurang tepat, akan menimbulkan biaya lebih tinggi. Baik karena umur dari flow meter maupun akurasi dari hasil pengukuran aliran fluida yang kurang tepat berakibat akurasinya rendah.
Kalo mengamati cara kerja flow meter yang beraneka ragam, sesuai dengan tipe flow meter maka hal-hal seperti jenis fluida, kepekatan fluida, temperature, keasaman cairan, working pressure, lingkungan yang explosion proof, bahkan kebersihan fluida juga harus diinformasika. Ini bisa digunakan sebagai pertimbangan awal guna menentukan jenis flow meter yang sesuai.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Transit Time Flow Meter
Pada dasarnya flowmeter mempunyai dua bagian yang utama yaitu flow sensor dan flow transmitter atau flow indicator. Flow Sensor berfungsi untuk menangkap prilaku dari fluid yang akan diukur. Kemudian, diteruskan ke Flow transmiter atau flow computer atau converter yang diteruskan ke indicator.
Dalam memilih jenis flow meter, harus mempertimbangkan faktor-faktor non teknis seperti Pengetahuan operator di pabrik, pemahaman kalibrasi dan pemeliharaan, serta ketersediaan suku cadang. Yang perlu juga menjadi pertimbangan adalah biaya installasi yang harus disessuaikan budget dan kondisi lapangan.
Kesalahan paling umum dalam menentukan jenis sensor flow meter adalah menggunakan logika terbalik yaitu dengan memilih flow meter berdasarkan harga yaang murah. Jika ini dilakukan maka yang terjadi adalah biaya installasi, maintenance dan oprasional akan mahal.
Dasar Pemilihan Jenisi flow meter untuk sistem pendingin coling tower adalah posisi dan sistem instalasinya. Karena Pemantuan debit air atau flow rate pada sistem pendingin cooling tower tidak perlu presisi yang tinggi. Karena itu flow meter dengan akurasi 1% s/d 2 % masih bisa digunakan.
Langkah pertama dalam pemilihan sensor flow meter adalah jenis instalasi dan kondisi sistem pemipaan di lapangan.Agar investasi tidak terlalu mahal, sebaiknya cari jenis flow meter yang biaya instalasinya tidak mahal, seperti jenis sensor insertion atau sensor clamp on.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Doppler Flow Meter
Jenis insertion flow sensor bisa menggunakan magnetic flow sensor dan untuk clamp on bis amenggunakan jenis transducer ultrasonic clamp on. Untuk jenis flow meter ultrasonic clamp on, transducer atau sensor ultrasonic cukup di tempelkan dipermukaan luar pipa dan di clamp.
Jenis flow meter ultrasonic clamp on adalah satu satunya flow meter yang mempunyai tipe pemasangan secara clamp on. Yang dimaksud clamp on flow meter adalah instalasi flow meter tidak harus memotong atau melubangi pipa. Namun demikian instalasi flow meter jenis ini mempunyai langkah dan cara instalasi sendiri.
Flow meter ultrasonic jenis clamp on ada yang diinstall secara permanen dan ada yang digunakan secara portable. Ini banyak digunakan untuk pengetesan aliran dalam pipa untuk menegtahi kapasitas aliran. Clamp on ultrasonic flow meter bisa dipasang pada segala jenis material pipa maupun untuk berbagai ukuran diameter pipa. Ukuran diameter pipa yang bisa dipasang jenis flowmeter ini dari ukuran terkecil 1/2″ hingga 200″.
Ada dua jenis flow meter ultrasonic yang instalasinya menggunakan cara clamp on yaitu :
Flow meter Ultrasonic jenis portable merupakan meter jenis inferensial (mengukur secara tidak langsung). Yang dapat menentukan kecepatan aliran cairan dengan mengukur waktu transit pulsa suara frekuensi tinggi yang melintasi pipa aliran. Waktu transit adalah waktu yang diperlukan pulsa suara yang melintasi pipa dalam dua arah, yaitu searah dan berlawanan arah dengan arah aliran.
Flow meter ultrasonic clamp on jenis portable ini bisa digunakan untuk mengukur semua jenis cairan yang homogen dimana jika terdapat particle solid tidak lebih dari 5%. Berikut ini keunggulan dari portable ultrasonic flow meter.
Baca Juga: Apa itu Differential Pressure Flow Meter?
Jenis flowmeter ultrasonic clamp on wall mount ini menggunakan power listrik baik Ac amupun Dc. Dan bisa digunakan untuk memantau secara continue flow rate air.
Baca Juga: Apa itu Coriolis Flow Meter?
Sumber: inaparts.com